Minggu, 13 Agustus 2017

HAI KAMU . . .

Untuk seseorang yang pernah dalam pelukan

untukmu, terimakasih sudah pernah mengisi 24/7 bagian dari hidupku.
untukmu, terimakasih sudah memberikan dan menghadiahiku dengan duniamu, dunia yang bahkan kadang bisa kamu terka dan kadang kamu hilangkan.
untukmu, terimakasih pernah selalu ada ditiap hari, jam, menit atau bahkan detik jika aku membutuhkanmu.
untukmu, terimakasih sudah menjadi penyemangat yang tidak pernah menyerah untuk mendorongku terus maju.
untukmu, terimakasih atas semua pelukan teduh yang kamu lakukan untukku.
untukmu, terimakasih untuk semua kenangan yang akan selalu terkenang di hari-hariku.
untukmu, terimakasih tlah memberiku arti sebuah perjuangan, pengorbanan dan bagaimana sakitnya diacuhkan.
Maafkan aku jika, terlalu sering mengecewakan semua harapanmu; tidak bisa menjadi seseorang yang utuh seperti yang kamu mau; tidak bisa selalu mengisi kosong harimu karena pekerjaanku yang mulai menyita waktuku untukmu;
Mungkin, terlalu banyak bagian yang tidak akan pernah kamu ketahui dariku. Karena, kamu terlalu sibuk mencari bagian dari duniamu yang pernah kamu acuhkan.
Tidak, tenang saja. Aku tidak menyalahkanmu jika kamu membaca tulisan ini, bagaimana pun aku tetap memiliki andil dalam masalah yang pernah ada pada kita, bagaimana pun hal itu juga merupakan kesalahanku.
Hal yang harusnya kamu sadari adalah, seberapa lelah kamu mencariku jika aku menghilang? seberapa lelah aku mencarimu jika kamu menghilang?
seberapa lelah kamu merindukanku ketika jarak mulai tak memihak kita? seberapa lelah aku merindukanmu ketika jarak mulai tak memihak kita?
seberapa lelah kamu menjauhkan egomu agar tetap bersamaku? seberapa lelah aku menjauhkan egoku agar tetap bersamamu?
seberapa lelah kamu mengacuhkan dunia disekitarmu untuk menjaga perasaanku? seberapa lelah aku mengacuhkan dunia sekitarku untuk menjaga perasaanmu?

Nyatanya, mungkin. Ketika tulisan ini telah kamu baca, berarti aku yang kalah dengan keadaan yang dibuat. Aku sudah terlalu lelah.
Bukan lelah menghadapimu, karena itu bukan aku, aku tidak akan pernah lelah untuk menghadapimu. Aku hanya lelah karena merasa, apa yang telah mati-matianku korbankan, faktanya hanya menjadi sebuah "alasan" untukmu.
Karena kamu tidak akan pernah tau, sakitnya pertahanan jika akhirnya disebut sebuah alasan.

Mintalah egomu sedikit menyingkir dari hidupmu, agar kelak suatu saat kamu bisa menemukan rumah yang benar-benar nyaman untukmu. Dan nyaman untuk seseorang yang kau jadikan dia peristiratan terakhirmu.

Dari aku,
Perempuan yang pernah berjuang mengutuhkan aku dan kamu menjadi kita :)

TOP ENTRIES!!

Untukmu yang pernah singgah,

19, 1:37 Kini sudah saatnya kamu menemukan bahagiamu atau lebih tepatnya, kutemukan kamu bahagia. Aku turut berbahagia. Senang ra...